Kamis, 05 Mei 2011

perbuatan baik tidak selalu berbuah manis


Setidaknya itulah yang pernah di pesankan ibu ku pada ku, dan itu sering terjadi padaku, ya setidaknya pernah lah beberapa kali aku mengalami kasus seperti itu.

Kasus yang tak pernah ku lupa :

Dulu sewaktu aku masih duduk di bangku SMA, aku di undang kakak sepupu ku menghadiri pernikahannya bukan hanya mengundang sebagai tamu tapi ia juga memasukkan aku kedalam salah satu tim sukses nya, aku di tugasi sebagai salah satu penerima tamu n juga penerima buah tangan para tamu. Pada saat itu meja ku rame oleh bocah2 maklum lah aku seperti ratu bocah, jadi setiap ada acara keluarga para bocah pasti berkerumun di dekat ku, ketika sedang asyik bercanda dengan para bocah, tiba2 adik lelakiku n beberapa bocah lainnya berbisik kepada ku seraya menunjukkan salah seorang tamu wanita “kak, tu baju kakak tu kek nya blm rapi, soalnya tali BH nya keliatan” begitu bisik mereka, aku yang merasa ini perlu di beritahukan pada yang bersangkutan akhirnya memberanikan diri untuk memberitahukan hal tersebut, dengan sedikit merasa malu aku berbisik…”kak tali BH kakak nampak” tapi bukan jawaban yang ingin ku dengar yang terlontar, malah jawaban tersebut membuat aku malu sebagai seorang wanita dewasa, si kakak tersebut menjawab dengan ketusnya “ oh iya memang sengaja kok mau di pamerin!” dengan nada yang tinggi pula lagi, alhasil para bocah yang tadi memperhatikan proses “pemberitahuan” ku tsb tercengang dan aku sukses merasa malu, dengan muka tertunduk aku kembali ke meja penerima tamu. Adikku marah bukan kepalang pada yang bersangkutan tetapi aku cegah dia untuk tidak melanjutkannya kepada si exibisionis tsb, krn aku tau ini lah maksud dari pesan ibu ku dulu. Mengapa aku memberanikan diri untuk menegur si tamu tadi krn aku merasa dia memang tak sengaja melakukan hal tsb tetapi mungkin krn dia malu sehingga mengeluarkan reaksi yang sangat tidak menyenangkan. tapi setidaknya aku sudah terlepas dari kewajiban "memberitahukan"

Kasus dari adik lelaki ku :

Ini terjadi ketika adikku masih duduk di bangku SMA, ketika itu dia dan bbrp teman lelakinya sedang berkumpul dan bercengkrama di taman sekolah, tiba2 muncullah teman sekelas nya yang wanita dengan busana yang serba minim n tipis, mungkin krn mereka merasa risih melihat kondisi si teman tsb maka seseorang dari mereka memberanikan diri untuk menegurnya, kata adikku ada teman nya yang bertanya knp dia suka sekali berbusana seperti itu n tipis sehingga BH nya terlihat jelas walau tertutup baju seragam, sama seperti kasus yang ku alami di atas, si teman wanita nya tsb menjawab dengan ketus “ aku beli mahal2 memang untuk di pamerin!” kontan muka mereka semua merah padam, seharusnya si wanita tsb yang malu tetapi malah ini sebaliknya, sehingga ketika pulang kerumah adik lelakiku bercerita sambil mengomel2 kepada kami, ibu, aku n 2 adik perempuanku di rumah n dia berpesan agar kami tak berprilaku seperti teman wanita nya tsb, alhamdulillah di keluarga kami lelakinya bukan lelaki yang cuek, mereka perduli dengan kehormatan kami.

Kasus ku baru2 ini :

Seorang teman menelponku dengan nada yang gusar dia bertanya pada ku,

Teman ku : kak ada liat fb si Y?

Aku : ndak, knp? Aku blm ol lagi untuk hari ini

Temanku : itu dia posting foto yang aneh

Aku : foto apa?

Temanku : itu, masak dia foto kan Cuma pake baju ucansee n juga celana pendek, memang mukanya di tutup rambut yang kliatan Cuma mulut n hidungnya aja, tapi orang yang jadi teman dia kan tau kalo itu dia

Aku : *sedikit terperanjat* wah kok bisa gt ya dia apa udah terlalu setres ampe kek gt?

Temanku : tulah, alahay si Y kok bisa dulu dia kek gt

Aku : udah hubungi si Y untuk minta konfirmasi?

Temanku : udah tapi ndak di balas

Sejenak terdiam…….

Aku : hmmmm kok bisa ya, knp ya dia?

Temanku : he eh,…..hmmmmm

Aku : nanti coba Tanya lagi aja ma dia

Temanku : iya kak, udahlah kak ya aku Cuma mau bilang itu aja, krn kirain kk tau lagi pula kan kk yang tertua jadi mungkin bisa ngasih tau dia

Aku : ok lah nanti kalo aku OL ya

Ketika sore sesudah aku sampai di rumah, aku coba untuk OL, melihat perkembangan teman yang tadi di bicarain, aku liat fb nya tak ada apa2 jadi aku rasa yang bersangkutan sudah sadar n menghapus foto tsb, lalu ku tinggalkan sedikit pesan untuknya di wall nya, ternyata dia juga sedang OL n langsung merespon di timpali dengan bbrp teman yang lain juga si teman yang memberitahukan hal tsb padaku, tetapi ternyata sama seperti bbrp kasus diatas aku mendapati respon yang sangat tidak menyenangkan, sehingga aku menginbox teman ku yang menjadi “informan” tadi untuk tidak memperdulikan lagi tingkah polah si Y ini, bukan maksud bermusuhan tetapi hanya menghindari perselisihan paham saja. Apalagi temanku si Y ini pernah di hack FB nya oleh orang yang tak bertanggung jawab, tapi sepertinya dia tak perduli.

Sebenarnya si Y ini tidak tau internet itu bagaimana, walaupun foto tsb hanya di khususkan untuk orang2 tertentu tetapi bukan tak mungkin foto nya itu akan tersebar kemana2, krn kita tahu yang namanya hacker itu bagaimana “usil”nya, dulu semasa booming FS (friendster) banyak juga ABG2 wanita yang tingkat narsisnya tinggi mengupload foto2 pribadinya di FS dan di “kunci” tetapi di internet jugalah beredar “kunci” untuk membuka sesuatu yang di simpan di FS, sehingga foto2 mereka beredarlah di kalangan2 pria, mengapa aku tau ini? krn dulu sepupu2 pria ku selalu heboh dengan foto2 “pribadi” para pengguna FS yang sudah berhasil mrk bobol, bahkan foto telanjang dan foto bersetubuh mrk dengan pacarnya pun bisa di lihat oleh sepupu2 pria ku ini, lalu siapakah yang salah?? Kalau aku mengambil kesimpulan si pengupload lah yang salah, asal muasal hal ini terjadi krn adanya foto/video yang di upload tapi kalo mau di perdalam lagi kepada pembuat foto ato video tsb krn kalo tak ada hal tersebut apa yang akan di upload?????, maka jangan salahkan orang lain yang membukanya, karena sesuatu yang telah di upload di internet mau bersifat pribadi atau umum sudah pasti menjadi konsumsi khalayak dunia maya, itu yang di sebut resiko, maka dari itu bijaklah mempergunakan barang2 canggih n juga internet…..

Kasus semasa aku kuliah :

Semasa aku kuliah di kota ku sedang mengkampanyekan untuk wajib jilbab, termasuk kami para mahasiswi wajib berjilbab, awal nya sangat sulit sekali krn busana yang di jual di pasar adalah busana2 minim n ketat, seperti kemeja wanita, kemeja tsb berpotongan pas badan n hanya sepinggang saja panjangnya paling panjang hanya sepinggul dan celana panjang yang sedang booming pada saat itu adalah celana jeans ketat dari pinggul juga, hanya wanita2 kolot saja yang memakai celana jeans agak gombrong di mulai dari pinggang, dan di kampus ku itu, wanita2 nya terkenal modis n seksi hanya bbrp diantaranyalah yang tak mengikuti mode salah satu nya aku.

Aku sering bergabung dengan teman2 pria ketimbang wanita sehingga di kelas posisi duduk ku pun ada di daerah belakang dan para wanita sering duduk di wilayah tengah, hanya orang2 yang datang terlambat n serius lah yang duduk di posisi paling depan (walau sebenarnya aku juga menyukai duduk di bangku paling depan krn itulah posisi terbaik untuk berkonsentrasi menyerap pelajaran).

Aku sering memperhatikan para pria dengan mata nakal mrk n kejahilan mrk menunjuk2 teman2 wanita ku yang ketika duduk kelihatan celana dalamnya atau kulit pinggang bahkan sampai belahan pantat nya, mrk tertawa cekikikan melihat pemandangan tsb, memang malu rasanya aku mendapati pemandangan tsb seolah yang sedang mrk lihat itu aku, tetapi apa boleh buat aku tak berani memberitahukan mrk krn aku pernah mengalami respon negative akibat hal tsb (mrk dengan sengaja memamerkan hal tsb), sehingga aku memilih diam n melanjutkan usaha konsentrasi ku kepada mata pelajaran, di kantin di taman atau dimanapun di kampus, aku sering melihat pemandangan “exibisionis” tsb bahkan pernah di pasar, tapi aku memilih diam saja, tak berani mengeluarkan kata2, paling2 hanya menyenggol lengan teman2 pria yang menertawakan hal tsb, memberi pesan kalo aku tak suka perilaku mrk yang melecehkan kaum ku, tetapi skr siapa yang melecehkan siapa? Bukankah mrk sendiri yang minta untuk di lecehkan???? Aku hanya brani berpesan pada mrk, apabila aku kedapatan seperti itu tolong di tegur krn itu bukan maksud ku (walaupun aku rasa tak mungkin krn busana ku tak begitu tapi sapa tau seandainya ada kejadian2 di luar dugaan yang terjadi aku sudah mengantisipasinya), apabila busana ku telah mengganggu pandangan mrk, mohon tegurlah aku, dan itu efektif sehingga aku di lindungi oleh mereka para pria2 ini dari hal2 yang memalukan tersebut, terlepas bagaimana mrk menegurku selama masih sopan aku tak masalah, malah aku bersyukur krn itu berarti mereka perduli kepada kehormatanku.

Masih kasus sewaktu kuliah dulu :

Teman seangkatan dan sekelas ku ada yang sedang tertimpa musibah, ayahnya meninggal, sehingga bbrp orang teman mendaulat ku untuk menghimpun dana duka untuk si teman yang sedang dirundung duka, mereka meminta ku untuk berbicara pada salah seorang teman yang aktif di bidang dakwah kampus (krn dia terkenal senang melakukan hal2 tsb), saat itu aku tanpa berpikir panjang lagi langsung memanggil si pria aktifis LDK, tapi tak di sangka dan tak di duga responnya sangat2 mengecewakan, ketika itu aku memanggil dia untuk keluar dari kelas krn dosen yang kami tunggu belum masuk, tetapi sesampainya di pintu kelas dia berkata “ kamu di sana aja berdiri nya (seraya menunjuk t4 yang jaraknya 3 - 4 meter jauhnya) dan aku disini”, aku sampai bingung lho kok malah gitu, jadi dia mau aku ngomong ke dia sambil menjerit2 Krn jauh atau bagaimana? Apakah berbicara menggunakan teknik telepati? Wah kalo itu aku blm belajar, sedangkan pada masa itu handphone pun blm ada, masih menjadi barang yang sangat mahal tidak seperti skr ini, atau apakah dia menganggap aku najis sehingga terkena angin ku pun haram???? Atau apa? Karena sudah terlanjur jengkel akhirnya aku memilih membatalkan niat ku, “yah sudah lah ndak jadi” tukas ku, kini giliran dia yang bengong….ah peduli setan sama tu orang, yang ku pikirkan ketika ia naik labi2 (angkot) akan bagaimanakah dia? Apa dia menunggu yang penumpangnya laki2 smua? Atau dia memilih untuk naek ke atapnya aja? Masalah dia tak mau bersalaman dengan non muhrimnya tak masalah tapi kalo seperti ini keterlaluan ku rasa, sepertinya itu terlalu ekstrim buat ku.

Ada banyak kesimpulan n hikmah yang bisa di ambil dari beberapa kasus ku ini, dan aku pun masih tetap belajar mengambil hikmah dari setiap kejadian, berusaha sebijak mungkin menghadapi masalah2 dan belajar untuk memperbaiki diri ketika salah menghampiri….semoga kalian para pembaca pun bisa mengambil hikmah dari kehidupan….

0 komentar:

 
template by suckmylolly.com