Kamis, 07 April 2011

tak ada gading yang tak retak


Belajar dari bbrp tragedi belakangan ini membuat aku tersadar, ternyata banyak orang yang lebih senang menjadi “penceramah” dari pada “tong sampah” celakanya lagi sudah begitu di tambah dengan sifat tak mau kalah akhirnya menambah koleksi ketololan dalam diri…..

Kasus pertama :

Sedang asyik2 berkumpul dengan teman2, tiba2 kami terlibat diskusi yang buat sebahagian orang sangat sepele untuk di bahas hanya saja buat bbrp di antara kami ini menjadi sangat penting untuk di bahas krn menyangkut kebenaran ilmu pengetahuan yang di peroleh, setelah aku dan seorang temanku memulai untuk berdebat, tiba2 ada seorang teman lagi yang nyeletuk dan meminta ku untuk mengalah, membiarkan si lawan berceramah dengan segala macam teori tak ilmiah nya, memang akhirnya aku memilih untuk diam dan mendengar teorinya, tak berapa lama teori yang sedang ia lontarkan mengarahkan ia menuju pintu gerbang ketololan yang lebih besar lagi, sehingga akhirnya terungkaplah kalau pengetahuan yang ia ketahui sangatlah sedikit dan tak berdasar…..dalam hati aku hanya bisa bersyukur untunglah tadi aku tak ikut2an tersulut adu argumentasi sehingga aku selamat dari cemoohan orang, kasus ini membuat ku teringat dengan seorang artis “panas” yang di calonkan untuk menjadi bupati di sebuah daerah, ketika ia di wawancarai tanpa di sadarinya ia telah mempermalukan diri dan partai yang mengusungnya di hadapan public, bagaimana tidak ia dengan bangganya bercerita kalau dia tak memiliki ilmu politik sama sekali n ia hanya seorang tamatan SMA, dan blabla bla satu persatu kebodohannya ia kupas secara rinci dan detail padahal si pewawancara hanya bertanya ttg sedikit hal saja…..pantas ada kalimat yang mengatakan “Allah menciptakan 2 telingga tapi hanya 1 mulut pada setiap manusia, gunanya supaya kita lebih menjadi seorang pendengar dari pada menjadi seorang penceramah”

Kasus kedua :

Aku memiliki usaha kos2an putri, tentu saja penghuni di dalamnya memiliki berbagai macam karakter, nah suatu ketika ternyata terjadi percekcokan di dalamnya, ketika masalah semakin memanas aku selaku pemilik kos2an diminta untuk menyelesaikan masalah antara mereka, setelah mendengarkan pendapat dari kedua belah pihak, maka sampailah aku pada suatu kesimpulan kalau masalah ini hanyalah sebuah salahpaham, diawali dengan seorang penghuni yang ngomel2 sendiri, sebenarnya bukan ngomel tapi lebih cenderung mengeluh ttg masalah yang sedang ia hadapi hanya saja bernada rap sehingga membuat penghuni yang lain merasa kalau yang bersangkutan sedang marah pada nya dengan gaya sindiran. Akhirnya masalah terselesaikan dengan damai, walau sedikit melewati sesi paduan suara bernada2 tinggi, 3 orang menjelaskan duduk persoalan secara bersamaan dengan nada suara yang berlomba2 untuk di tinggikan, dapat di bayangkan betapa pengang nya kuping saya sebagai seorang pendengar yang baik n budiman hehehehehehe. Ini karena kasus yang mereka hadapi tak segera di selesaikan malah di perparah dengan diam2an…maka dari itu memang benar ada yang berkata “jangan menunda suatu pekerjaan”

Kasus ketiga :

Lain lagi dengan kos2an yang satunya lagi, masalah yang mereka hadapi adalah tinggi nya tagihan listrik, aku telah memberikan solusi kepada mereka agar mereka melakukan komplain ke PLN, sampai disitu ku rasa tak ada masalah krn mrk smua mau mendengarkan, tetapi tak disangka2 seorang penghuni kos2an memposting masalahnya ini di facebooknya, awalnya aku hanya santai2 saja krn yang berkomentar pun setali tiga uang, menyarankan untuk mendatangi PLN bagian pengaduan, tetapi semakin lama aku melihat perkembangannya sudah terlalu jauh, si pemilik status malah dengan sengaja menuliskan ada yang mempermainkan mereka, sontak membuat aku kaget, maksudnya apa??? Siapa yang ia maksud dengan “mempermainkan mereka” Di tambah dengan komen dari orang yang blm pernah mendatangi kos2an ku, nada nya sangat2 menuduh, ia menuduh kalau si ibu kos nya lah biang keroknya, memakai listrik sebanyak2nya lalu urusan bayar membayar menjadi tanggungan anak kosnya, kalau sudah begini aku tak terima ini telah merusak reputasi ku dan juga kos2an ku, padahal masing2 rumah (pemilik n kos2an) memiliki masing2 meteran listrik dan juga rumah ku tak sepagar dengan kos2an, bagaimana bisa manusia picik itu berkomentar seenaknya saja, aku cek ke penghuni yang lain, mereka tak bermasalah, malah mengaku blm sempat mengecek ke PLN bagian pengaduan, lantas…..bagaimana bisa kata demi kata yang menghujat pemilik kos2an itu terlontar?????? Setelah kejadian ini, mereka para penghuni berlomba2 menuju PLN untuk mencari tahu kebenaran yang sebenarnya, dan ternyata PLN melakukan kesalahan yang sudah biasa di lakukannya….salah catat angka meteran…. Si penghuni yang telah mempost kan berita fitnah tersebut akhirnya ku tegur, walaupun dia tak meminta maaf tapi aku tahu ini menjadi pelajaran berharga baginya juga bagi aku dan yang lainnya, agar tak sembarangan melontarkan tuduhan2, dari sini aku belajar, telusuri dulu baru berkomentar, cari data pendukung dulu barulah bisa berkata2 agar tak menjadi boomerang di kemudian hari.

Kasus2 ini juga yang membuat aku mengintrospeksi diri dan mawas diri, jangan2 di mata orang lain aku pun pernah berbuat hal yang serupa, merasa yang paling benar….astaghfirullah…..maafkan aku, semoga dengan pelajaran berharga ini aku bisa lebih baik lagi menata sikap ku, agar tak menyakiti orang lain, aaamiiinnn.

0 komentar:

 
template by suckmylolly.com